Jurnal Kecanduan Game Online Pada Mahasiswa
Hiduplah secara nyata, bukan dalam kehidupan sebatas dunia online
Kamu setuju kan kalau media sosial, games, dan banyak hiburan dapat kita temukan di smartphone kita.
Bukan hanya suami saja, cobalah kembali kepada diri kita, seberapa sering kita mengakses smartphone saat di rumah?
Jangan hanya terpaku seberapa sering suami mengabaikan kita karena asyik dengan game online-nya atau mengakses media sosial.
Lakukan dan nikmati setiap aktivitas secara nyata ketika berada di rumah bersama keluarga. Jika tidak darurat dan bukan kepentingan keluarga sebaiknya jangan gunakan ponsel di lingkungan keluarga.
Jika kita mulai menikmati aktivitas yang kita lakukan, maka hidup kita akan lebih teratur dan santai. Daripada mengambil selfie di tempat baru, Mama dan Papa dapat menikmati seluruh pengalaman dengan menjalani momen bersama keluarga. Lebih harmonis dan bahagia!
Dari ketujuh tips ini, pesan yang paling penting untuk bisa membuat suami mengurangi main game online dan media sosial adalah cobalah kembali pada kebiasaan kamu. Apakah Mama menghabiskan banyak waktu juga bermain handphone untuk mengakses media sosial?
Jika jawabannya ya, maka sebaiknya pikirkan kembali untuk menghentikan kebiasaan ini pada Papa jika Mama saja masih ketergantungan media sosial!
%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ExtGState<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/Annots[ 24 0 R] /MediaBox[ 0 0 595.32 841.92] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœµ
Copyright (c) 2019 Buletin Psikologi
This work is licensed under a
Cara Mengatasi Kecanduan Game Online pada Anak
Misalnya, jika anak terbiasa bermain selama lima jam sehari, kurangi durasi bermainnya menjadi empat jam, lalu tiga jam, hingga mencapai waktu yang ideal. Pastikan untuk bersikap konsisten dalam menerapkan aturan ini. Menggunakan alat bantu seperti aplikasi kontrol waktu pada perangkat anak juga dapat membantu orang tua memantau durasi bermain.
Tips: Jadikan waktu bermain game sebagai reward setelah anak menyelesaikan tugas sekolah atau pekerjaan rumah, sehingga mereka belajar mengelola waktu dengan baik.
Dengan cara ini, orang tua dapat lebih mudah memantau aktivitas anak saat bermain game. Selain itu, keberadaan orang tua atau anggota keluarga lain di sekitar dapat membantu mengurangi intensitas bermain anak, karena mereka cenderung merasa diawasi.
Tips: Jadwalkan waktu khusus untuk bermain bersama keluarga, seperti bermain game papan atau aktivitas lain yang melibatkan seluruh anggota keluarga, untuk menggantikan waktu bermain game online anak.
Ajarkan anak untuk mencoba kegiatan seperti:
Dengan memberikan alternatif yang menyenangkan, anak akan perlahan-lahan mengurangi ketergantungan mereka pada game online.
Tips: Berikan penghargaan kecil, seperti pujian atau hadiah, ketika anak berhasil menyelesaikan aktivitas baru mereka dengan baik, sehingga mereka merasa dihargai.
Langkah-langkah yang bisa dilakukan:
Interaksi sosial ini tidak hanya membantu anak melepaskan diri dari kecanduan game, tetapi juga meningkatkan keterampilan komunikasi dan empati mereka terhadap orang lain.
Tips: Jadilah contoh bagi anak dengan aktif bersosialisasi dan mengurangi penggunaan perangkat digital selama waktu bersama keluarga.
Beberapa aktivitas yang bisa dicoba:
Ketika anak menemukan aktivitas yang benar-benar mereka nikmati, mereka akan lebih fokus pada pengembangan diri daripada menghabiskan waktu di depan layar.
Tips: Temani anak selama proses eksplorasi ini untuk menunjukkan dukungan penuh, sehingga mereka merasa termotivasi.
Komunikasi tatap muka
Cobalah untuk tidak berpikir bahwa pasangan akan memahami segalanya tanpa kamu angkat bicara. Komunikasi terbuka sangat penting, kamu dapat berbicara dengan suami tentang penggunaan ponsel yang sebaiknya di kontrol ketika ia kembali ke rumah.
Jangan mencoba dan diskusikan isu-isu penting seputar hubungan kalian melalui telepon. Pecahkan segala permasalahan selalu dengan komunikasi tatap muka.
Dorong suami untuk mengejar hobinya
Jika suami pencinta olahraga, penggemar film, hobi membaca buku atau penggemar otomotif. Berikan pengganti yang menarik dibanding terus menjadi ‘generasi nunduk’ karena terlalu banyak bermain games di handphone-nya atau kebanyakan mengecek media sosial.
Kamu dapat membelikannya raket jika ia suka bermain tenis, memesan novel yang jika ia menikmati fiksi ilmiah, jika ia menyukai otomotif kamu bisa membelikannya langganan tahunan majalah otomotif, beli sepeda jika dia adalah pecinta alam dan orang yang suka bergaul.
Kamu harus memotivasi dia untuk mengejar hobinya sehingga dia secara bertahap menjauhkan ponselnya, tetapi jangan biarkan dia tahu tentang niat awal kamu ya.
Puaskan dengan adanya kehadiranmu
Jika pasangan benar-benar sudah menjadi ketagihan dengan kehidupan online-nya, saatnya kamu memberikan beberapa kejutan dengan menghadirkan apa yang ada dalam diri kamu untuk dapat kembali menarik perhatiannya.
Sepulang ia dari berbagai kegiatannya, sambutlah dengan pakaian yang tidak biasa, gunakan lipstick warna cerah, memasak atau memesan makanan pilihannya.
Lakukan sesuatu dengan senang hati akan mengejutkannya dan ia akan lupa dengan level terbaru yang ia dapatkan setelah mengalahkan musuh onlinenya atau stories Instagram teman-temannya.
Ketika dia melihat bahwa kamu telah memberikan perhatian ekstra kepadanya maka dia juga akan merespon dengan cara yang sama.
Carilah solusi jangka panjang yang dapat diikuti dan diulang setiap hari
Saking sudah kecanduan dengan game di handphone-nya, pernahkah kamu terlintas untuk menyembunyikan pengisi daya baterai handphone sang Suami?
Cara ini mungkin akan menyelamatkan hubungan kamu karena suami nggak bermain dengan handphone-nya, tapi sayangnya ini hanya bersifat sementara ketika suami menemukan kembali handphone charger-nya.
Oleh sebab itu, carilah solusi yang bersifat jangka panjang untuk membuat suami setidaknya mengurangi kebiasaannya bermain handphone saat berada di rumah maupun ketika kumpul keluarga.
Caranya, jangan pernah lelah untuk terus mengingatkan pasangan kalau kebiasaan bermain gadget yang berlebihan membuat frekuensi komunikasi kamu dan suami menjadi berkurang.
Mintalah ia untuk tidak bermain gadget sepulangnya ia dari kantor atau ketika ia sedang berada di rumah.
Ulangi permintaan ini setiap waktu, agar ia memahami bahwa betapa berharganya kehadirannya tanpa bermain games atau media sosial pada handphonenya saat bersamamu.
%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ExtGState<>/XObject<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 612 792] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœ•—ßoÛ6Çß ø¸G«@(þ% (`ÇNàÄi3G^Ò>¸©ãXâ-S1ì¿ß)É’'),)–H~xw<~�Š§¯ÅÓãö¡€÷ïãiQl~ì¾Ã}<;Åáùkœÿûç.¾ÝîŸ^¶ÅÓá%¾ûù W‡C±{ýðfós˜åãQ|!@ÈÇ#ÿèQ1-A¥LJù3vº¼³°ÿ{<â°§Ûåxt?�è+äWãÑ)�G¿�G°¸9ˆoɦ›óåx¼Ú¾ìaòôýl9�Z³J²kÖ$±L¥nÖöÿƒ‹¯‚(É™‚Dkf‚²Ÿ!3&„¡z&K™ bè~†5�ÓÏ0’eAŒ¤ƒ!3Ã20Š3Q1®6‘™¬ñúˆ×¯UÚšŸV¢=vp~ÛÊuš# sÝá˜"2—§œ�ŽNfT.눎�)Ót¢˜ Ófd–Ñ™à“»(™,ñ¢ÿ€o’Éu$ÄdqîZ«s÷´)‡Ò¸r�7®Ñ8|ŠÎ´k\a½£Aô¼€/n‚|ƒ7Ïr®i ©qSÛ·Ñ™Ÿi^Îè-kÚúÙ½ñmÝK,ÉR€ÎXV- �¼©àÎQ˜ÖV‚MmEÝñ�iåjÝFÉæün°ôjFîÖ¾ä‹�ý#¿D'^t$™¶–v~Ë¡a!ú™+sN%Låœ}ð"ê•Ê@ OX˜…*¨2ÔoQ2P7®g<Ñ�?ÜO>ý±û1ï”I%‘Ôä9Ö°•ÝZ©É0¥YS(óÖQµS§õ^~3•6dW7l’Î=™¹up«áqBkÍ5ç<ä¦]13§°aÛºÄÓë¹Ì2¦ÃÊ5ï‡Ø”¥a�7wTy‘è!Cv�#D¢žŸ$nLmOçÆ¥ESû½{í¥÷N6�pÜý’ž—µl£ÊQ¯ª(Õ¾”ÅZm+mw³²b”ò<£_äð¾_·ÎkÜêÄ�á tŒ¤tk-9§¢á)JA‘Yå�ú@6®œ¹›:LNã�>ÏëÍuíÝðÞ÷8"8 {Ë„aGºNgRàñØâÖÀ©(›2ÌdÒïT�]´×‘©KjîÞTšà*¡ïä¿Xkv£|6Š÷1eÖ}ÞII‡£–]ÃÞu "§=%LFg‘\ò¾SÊçIïá)»¤³ÜtwsF±©B·Ò6ü„ÁDI ÃôÀS€Æ¼Äßô ´|Þîw(¨ót}êÈJß}"!™«,)S‚�,…×ÝxôøŽLý‡nø ÕÛí®œà?âÒÌ` endstream endobj 5 0 obj <> endobj 6 0 obj <> endobj 7 0 obj <> endobj 8 0 obj <> endobj 9 0 obj <> endobj 10 0 obj <> endobj 11 0 obj <> endobj 12 0 obj <> stream ÿØÿà JFIF Ü Ü ÿÛ C $.' ",#(7),01444'9=82<.342ÿÛ C 2!!22222222222222222222222222222222222222222222222222ÿÀ ä ä" ÿÄ ÿÄ µ } !1AQa"q2�‘¡#B±ÁRÑð$3br‚ %&'()*456789:CDEFGHIJSTUVWXYZcdefghijstuvwxyzƒ„…†‡ˆ‰Š’“”•–—˜™š¢£¤¥¦§¨©ª²³´µ¶·¸¹ºÂÃÄÅÆÇÈÉÊÒÓÔÕÖ×ØÙÚáâãäåæçèéêñòóôõö÷øùúÿÄ ÿÄ µ w !1AQaq"2�B‘¡±Á #3RðbrÑ $4á%ñ&'()*56789:CDEFGHIJSTUVWXYZcdefghijstuvwxyz‚ƒ„…†‡ˆ‰Š’“”•–—˜™š¢£¤¥¦§¨©ª²³´µ¶·¸¹ºÂÃÄÅÆÇÈÉÊÒÓÔÕÖ×ØÙÚâãäåæçèéêòóôõö÷øùúÿÚ ? ÷ú(¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ )¬ÊŠYˆU$“À¡]]C#R2<@¢¹]_Çv:?ˆìô)týN[»ÇÛ²@) œ;° ‚qŸÎ¡ñçŽÀºdZœÚT—–o ‰ž9•J±ÉÈã vW£xçUÔµ-.ÞóÂWº}®¢H†îKˆÝÕ4ƒ…ç�†´¼IãÂ÷6öwÓK-ýÏú›+XŒ³IÏe;õÆpqÒ€:Z+ˆ›â†�`Cjú~·¤Àp÷Út‰I鸃]}íµõœWv³Ç5¼Ê9Q�W¡½ X¢�ih ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢“"¸�|KÓ¼âËX�â´¼€H—ÊÙTmÅHeÇ€r ëÒ€:½WU²Ñ4»�KQ¸[{Kuß$Ðê{Üñ\þ�âÍSRÖ¢¶¼ð½þ›§ÜÆÍkw<ŠÆF ¯äÆHÜ~cÛMIã=
Game online telah menjadi hiburan yang sangat populer di kalangan remaja. Dengan kemajuan teknologi, akses ke game online semakin mudah dan menarik. Namun, di balik kesenangan dan tantangan yang ditawarkan, ada risiko serius yang mengintai, yaitu kecanduan game online. Artikel ini akan mengulas dampak buruk kecanduan game online terhadap remaja dan menawarkan strategi untuk mengelola serta mencegah dampak negatif ini.
Kecanduan game online pada remaja dapat membawa berbagai dampak negatif, baik secara psikologis maupun sosial. Secara psikologis, remaja yang kecanduan game online sering mengalami gangguan tidur, penurunan konsentrasi, dan masalah emosional seperti kecemasan dan depresi. Mereka mungkin merasa tergantung pada game sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan dan pelarian dari masalah sehari-hari, sehingga mengabaikan tanggung jawab dan aktivitas lain yang penting.
Dari sisi sosial, kecanduan game online dapat mengisolasi remaja dari keluarga dan teman-teman. Mereka mungkin lebih memilih menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar daripada berinteraksi secara langsung dengan orang lain. Hal ini dapat mengganggu hubungan sosial dan mengurangi kemampuan mereka untuk berkomunikasi dan berinteraksi dalam kehidupan nyata. Selain itu, kecanduan game online sering kali dikaitkan dengan penurunan prestasi akademis karena waktu belajar yang berkurang.
(ilustrasi remaja bermain game di komputer. Foto: Pexels/Lan Van Der Linde)
(ilustrasi remaja bermain game di komputer. Foto: Pexels/Lan Van Der Linde)
Salah satu contoh nyata adalah seorang remaja bernama Fadhil, yang mulai kecanduan game online sejak masuk sekolah pertama. Awalnya, game online hanya menjadi hobi, tetapi lama-kelamaan Fadhil menghabiskan lebih banyak waktu bermain game daripada belajar atau berinteraksi dengan keluarga. Prestasi akademisnya menurun drastis, dan ia mulai mengalami masalah tidur serta merasa cemas ketika tidak bisa bermain game.
Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi orang tua dan remaja untuk mengenali tanda-tanda kecanduan game online sejak dini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Beberapa strategi yang dapat diterapkan antara lain adalah menetapkan batas waktu bermain game, mendorong aktivitas fisik dan sosial yang sehat, serta menyediakan alternatif hiburan yang menarik. Orang tua juga perlu terlibat aktif dalam kehidupan digital anak-anak mereka dengan memahami game yang dimainkan dan berdiskusi tentang bahaya serta tanggung jawab penggunaan teknologi.
Membangun kebiasaan bermain game yang sehat sangat penting untuk mencegah kecanduan. Remaja harus diajarkan untuk melihat game sebagai salah satu bentuk hiburan, bukan sebagai satu-satunya cara untuk merasa bahagia atau melarikan diri dari masalah. Mereka perlu didorong untuk memiliki keseimbangan dalam kegiatan sehari-hari, termasuk belajar, berolahraga, dan berinteraksi sosial secara langsung.
Dengan menyadari potensi risiko kecanduan game online dan menerapkan strategi pencegahan yang efektif, kita dapat membantu remaja mengelola kebiasaan bermain game mereka dengan lebih sehat. Kesehatan mental dan sosial mereka adalah prioritas utama, dan melalui edukasi serta pencegahan, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan mereka secara positif. Mari kita bersama-sama menjaga keseimbangan antara teknologi dan kehidupan nyata, agar remaja kita dapat tumbuh menjadi individu yang sehat dan bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
%PDF-1.6 %���� 1 0 obj <> >> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <> /Type /Page /Resources <> /Font <> /XObject <> /ProcSet [/PDF /Text /ImageB /ImageC /ImageI] >> /Parent 2 0 R /MediaBox [0 0 612 792] /Tabs /S >> endobj 4 0 obj <> stream 7��i m�P-ҕ?�åH@]���L|�9G�L�X��_3�'��V��-��@�Vm��il>��m�։���A����$� S�,� �f�E:s��w�E�T�/F(�|Po��Hx��+x�J�y�h�i �}4z����s"�6V) ����;QH�m��8��G���إ�R��*�'���?�w1���=F�@a42���C��!h�����1BH>��&G�3��s�e�<�J[����ţ� Q ����0��% ^���8P$F���7r�K'�2�i�3��0�!��N0�Fu;잯�:�T2s����ݎ�Y;d�q5���٦���y�.D���+���N��� �Z]���d�!����R���SW�n��$�c�Kz"�oR[D ����e��F��d����Q[Ѓk"��y�25,IaPt�}m�ㄣZ��f�n�)R�R��_P��h:�J�J�Cj���ݮu@� *�b8L���l����0�'�q��+vŊ�2���ʬ����^��[�'C혇����x�w�����sX��t�ެ�ߨk=a����Sy��K�>��W�`v�8ƕ4�� �K�{�j�<1na�&�ہ�#�y�QE�=��������G�S�=A��5�1�G�igSˉ� ���S���"aӤ��̤:�u/}Ohmh�+k�'7F��Tt��ީf0a��b��Vt����{ %�|�l�Z�ǦJU��&Q�r�J:Nl�mޖ���c����9v��� �PW��Mp�n7�����v��"�o �zL�#��'u�ϟ�e���_5݁V^Љ� �jk� ^��X��Jf�L4���W�&6$6S�2�ݺ��s
�H=��=I��I[N?���� endstream endobj 5 0 obj <> endobj 6 0 obj <> endobj 7 0 obj <> endobj 8 0 obj <> endobj 9 0 obj <> endobj 10 0 obj <> endobj 11 0 obj <> endobj 12 0 obj <> endobj 13 0 obj <> endobj 14 0 obj <> endobj 15 0 obj <> endobj 16 0 obj <> stream ��p�i_�x����NaMeU��oha�h�nSZi�]O?�;q��v�,�0%$BBn�<���8��t�Xȡ�5z k6�2��}V@����ߧ.}�_��M&/Vw֦�gz�N�#�L�x���c�����=5-�PO�
Asri Sukawati Putri. (2012). Hubungan Kecanduan Game Online Dengan Kecemasan Pada Remaja Pengunjung Game Centre Di Kelurahan Jebres Surakarta. UNS-F.Kedokteran Jur Kedokteran.
Bintoro Yunda Catur (2019). Upaya orang tua dalam mengatasi kecanduan penggunaan gadget pada usia dini di Desa Mandiraja Kabupaten Banjarnegara, Skripsi Universitas Negeri Semarang
Binus University, (2018) Internet Gaming Disorder, Internet Gaming Disorder (binus.ac.id) Internet , diakses 30 Agustus 2021
Jap, T., Tiatri, S., Jaya, Edo. S., & Suteja,
M. S. (2013). The Development of Indonesian Online Game Addiction Questionnaire. PLoS ONE. https://doi.org/10.1371/journal.pone.00 61098
Dini, 2011 (Game Play and Addiction: A Guide for Parents, pada Paul Holinger, Internet Gaming Disorder (binus.ac.id) Internet , diakses 30 Agustus 2021
Dyah Ayu Palupi , Widodo Sarjana, Titis Hadiati. (2018). Hubungan Ketergantungan Smartphone Terhadap Kecemasan Pada Mahasiswa Fakultas Diponegoro. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 7,1.
Fahriantini, Eva. (2016), Peranan Orangtua dalam Pengawasan Anak pada Penggunaan Blackberry Messenger di AL Azhar Syifa Budi Samarainda. Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(4) : 44-45.
Griffith, M. D., Davies, M. N., & Darren,
C. (2004). Online computer gaming: a comparison of adolescent and adult gamers. Journal of Adolescence, 27, 8796
Haryo Suryo Anindita. (2019). Studi Komparasi Kecenderungan Gangguan Kecemasan Sosial Pada Pemain Game Online Dan Pengguna Media Sosial. Semarang: http://Lib.Unnes.Ac.Id/Id/Eprint/33854.
Diakses Pada Tanggal 19 Desember 2019.
Kusumadewi, N. T. (2009). Hubungan kecanduan internet game online dengan keterampilan sosial remaja. Journal psychology, hal 4.
Kusumawati Rosi dkk, (2017) Perbedaan Tingkat Kecanduan (Adiksi) Games Online Pada Remaja Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan, Jurnal RAP, Vol 8, no. 1 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/psikolo gi/article/view/7955
Lee, E. (2011). A case study of game addiction. Journal addiction of nursing.
Lina Budianti, (2019). Adiksi internet pada anak dan Remaja, https://herminahospitals.com/id/articles/adi ksi-internet-pada-anak-dan-remaja.html diakses September 2021
Maramis. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 2. Surabaya: Airlangga.
Ni Putu Arika Mulyasanti Pande dan Adijanti Marheni (2015), Hubungan Kecanduan Game Online Dengan Prestasi Belajar Siswa Smp Negeri 1 Kuta, Jurnal Psikologi Udayana Vol. 2, No. 2, 163-171
Notoadmojo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nuraida Muthmainnah Ajhari Hakim dan Meirina (2019) Tingkat kecemasan dan sikap orangtua tentang game online pada anak usia sekolah di SDN Cilendek 01 Kota Bogor, Repository Poltekkes Bandung, accessed November 12, 2021 http://repository.poltekkesbdg.info/items/s how/2469.
Nurkumlasari (2017) Peran Bimbingan orang tua dalam Upaya MengurangiKebiasaan Bermain game Online pada Anaka di kelurahan Maccorawalie Kecamatan Watang Sawitto Kabupaten Pinrang, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pare Pare, Hurusan dakwah dan Komunikasi, Skripsi.
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Literasi Media Publishing
Rosalis Finatika dan Neti Mustikawati (2019) Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Orang Tua Terhadap Intensitas Pengunaan Gadget Pada Anak Usia Sekolah SD Muhammadiyah Ambokembang, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Santoso, T. W. (2013). Perilaku kecanduan permainan internet dan faktor penyebabnya pada siswa kelas VIII. Indonesian Journal of guidance and counseling theory and application. 2(2)
Sinsu Erik (2020), Hubungan Durasi Bermain Game Online dengan Kesehatan Mental pada Remaja Pria, Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa Vol 2 No.2 https://jurnal.rs- amino.jatengprov.go.id/index.php/JIKJ/arti cle/view/14
Sutejo. (2018). Keperawatan Jiwa, Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa: Gangguan Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Weinstein, A.M. (2010). Computer and video game addiction- a comparison between game users and non-game users.The
American Journal of Drug and Alcohol Abuse, 36, 268- 276
Young, K. (2009). Understanding online gaming addiction and treatment issues for adolescents.The American Journal of Family Therapy, 37, 355-372
Bermain game adalah salah satu aktivitas yang sering dilakukan untuk mengisi waktu luang. Dalam perkembangannya, game online menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang, termasuk anak-anak. Game online hadir dengan berbagai genre seperti aksi, puzzle, hingga simulasi yang menarik minat anak-anak untuk terus memainkannya. Namun, di balik kesenangan yang ditawarkan, game online juga menyimpan bahaya, terutama jika dimainkan secara berlebihan hingga menimbulkan kecanduan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan telah mengklasifikasikan kecanduan game sebagai salah satu gangguan mental atau mental disorder. Hal ini menunjukkan bahwa kecanduan game adalah masalah serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus, terutama bagi anak-anak yang masih berada dalam tahap perkembangan. Artikel ini akan membahas bahaya kecanduan game online pada anak, cara mengatasinya, serta dampak positif yang dapat diambil jika game dimainkan dengan bijak.
Libatkan anak-anak
Ini mungkin berhasil dalam beberapa kasus atau juga dapat mengganggu bagi sosok laki-laki.
Jika anak-anak sudah merasa bahwa kebiasaan sang Suami sudah meninggalkan dampak yang serius bagi keluarga, cobalah untuk melibatkan anak-anak dalam mengikuti aturan ‘Zona tanpa gadget’ saat berada di rumah.
Anak-anak dapat dengan lembut mengingatkan orang dewasa bahwa menggunakan ponsel diluar pekerjaan tidak diperbolehkan selama waktu makan bersama keluarga atau sedang berada di mobil.
Bahaya Kecanduan Game Online pada Anak
Vitamin D sangat penting terutama pada masa pertumbuhan anak. Orang tua perlu mendorong anak-anak untuk meluangkan waktu bermain di luar ruangan agar kebutuhan vitamin D mereka terpenuhi secara alami.
Solusinya adalah mengajarkan anak untuk menjaga postur tubuh yang baik saat bermain, mengambil jeda istirahat setiap 30 menit, dan melakukan peregangan ringan secara berkala.
Untuk mencegah masalah ini, orang tua dapat menerapkan aturan 20-20-20: setiap 20 menit, anak harus melihat objek sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik. Selain itu, penggunaan kacamata anti-radiasi juga dapat membantu melindungi mata anak.
Orang tua perlu menetapkan batas waktu bermain game, terutama pada malam hari. Pastikan anak memiliki rutinitas tidur yang teratur untuk menjaga keseimbangan tubuh dan pikiran mereka.
Solusi yang dapat dilakukan adalah mengurangi waktu bermain game, menggunakan alat bantu ergonomis, dan mengajarkan anak pentingnya istirahat untuk mengurangi tekanan pada pergelangan tangan.
Orang tua perlu mendorong anak untuk terlibat dalam aktivitas fisik, seperti bermain olahraga atau berjalan-jalan di taman. Aktivitas ini tidak hanya baik untuk kesehatan tubuh tetapi juga membantu anak mengembangkan keterampilan sosial mereka.
Untuk mengurangi dampak ini, orang tua dapat memilih game yang bersifat edukatif dan mengawasi waktu bermain anak. Mengajarkan anak untuk berinteraksi dengan orang lain juga penting untuk mengembangkan kecerdasan emosional mereka.
Untuk mengatasi hal ini, orang tua perlu membatasi waktu bermain game dan mengarahkan anak ke aktivitas yang dapat meningkatkan konsentrasi, seperti membaca buku atau bermain permainan edukatif.
Dampak Positif Bermain Game Online
Meski memiliki banyak dampak negatif, game online juga memiliki sisi positif jika dimainkan dengan bijak. Berikut beberapa manfaat yang bisa diambil:
Misalnya, game seperti Minecraft mendorong pemain untuk membangun struktur kompleks, yang membutuhkan perencanaan, logika, dan inovasi. Selain itu, game dengan elemen teka-teki seperti Portal atau The Witness mengasah kemampuan berpikir kritis dan logis.
Studi yang dilakukan oleh University of Rochester menunjukkan bahwa bermain game aksi dapat meningkatkan kemampuan visual, seperti deteksi gerakan dan identifikasi detail kecil, yang berguna dalam berbagai situasi kehidupan nyata.
Game kompetitif seperti FIFA atau Mobile Legends mendorong pemain untuk menghormati aturan dan lawan mereka. Hal ini dapat membantu membangun karakter yang lebih sportif dan toleran, yang sangat penting untuk kehidupan sosial.
Lebih jauh lagi, anak yang bermain game dalam tim belajar untuk berkomunikasi dengan baik, bekerja sama, dan mendukung anggota tim lainnya. Nilai-nilai ini dapat diterapkan di lingkungan sekolah maupun di tempat kerja di masa depan.
Dengan memanfaatkan elemen interaktif, game-game ini membantu anak memahami konsep yang sulit dengan cara yang menarik dan menyenangkan.
Kemampuan menyelesaikan masalah ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Anak yang terbiasa memecahkan masalah di dalam game akan lebih percaya diri ketika menghadapi tantangan nyata, baik di sekolah maupun di rumah.
Kreativitas ini tidak hanya terbatas pada dunia virtual. Banyak anak yang terinspirasi untuk menggambar, menulis cerita, atau bahkan mempelajari pemrograman setelah bermain game. Dengan kata lain, game dapat menjadi pintu gerbang untuk mengeksplorasi minat baru.
Selain itu, game dengan elemen desain atau seni, seperti Animal Crossing atau Planet Zoo, mendorong pemain untuk berpikir kreatif dalam menciptakan sesuatu yang estetis sekaligus fungsional.
Kecanduan game online pada anak adalah masalah yang perlu diatasi dengan serius karena dampaknya dapat memengaruhi kesehatan fisik, mental, dan sosial anak. Orang tua memiliki peran penting dalam membimbing anak untuk mengelola waktu bermain game secara bijak.
Dengan membatasi durasi bermain, mengarahkan anak pada aktivitas yang bermanfaat, dan memberikan pengawasan yang tepat, dampak negatif kecanduan game dapat diminimalkan. Di sisi lain, jika dimainkan secara seimbang, game online juga dapat memberikan manfaat positif bagi perkembangan anak, seperti meningkatkan kreativitas, kemampuan berpikir, dan sportivitas.
Pendekatan yang tepat akan membantu anak mendapatkan pengalaman yang seimbang antara hiburan dan pengembangan diri. Dengan demikian, potensi bahaya kecanduan game online dapat dihindari, sementara manfaat positifnya tetap bisa dirasakan.
Jangan sampai online games dan media sosial bikin hubungan rumah tangga jadi berantakan
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penggunaan smartphone kini sudah semakin luas. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak pun sudah sulit terlepas dari smartphone.
Tak hanya itu saja, dari penggunaan smartphone yang berlebihan sebuah hubungan bisa pecah belah, termasuk hubungan awalnya harmonis pun bisa tiba-tiba berantakan karena pasangan lebih konsentrasi pada gadgetnya ketimbang mengobrol ketika sampai di rumah.
Sebelum jadi permasalahan yang lebih serius, sebagai istri sebaiknya melakukan beberapa hal ini untuk mengatasi suami yang kecanduan game online dan media sosial di ponselnya. Cek informasinya di Popmama.com!